Pages

Ads 468x60px

Selasa, 19 Juni 2012

Tukang Parkir


Diterik matahari dia tetap duduk
Dengan keringat bercucuran dia tetap begerak
Tak perduli waktu saatnya terlelap nyenyak
Dia tetap tidak meninggalkan tempatnya dengan jejak

Sebuah tempat yang di penuhi kendaraan bermotor
Dia berusaha merapikan barisan benda berbensin itu
Dengan kedua tangan hanya sampai siku
Dan dengan kaki hanya sampai mata kaki
Dia tetap berusaha merapikan barisan benda berbensin itu
Meskipun tenaga banyak terkuras karena kekurangan tubuhnya

Wajahnya yang tetap ramah saat ada yang datang
Bibir yang tetap tersenyum saat ada yang pergi
Selembar uang parang yang selalu diberikan kepadanya
Selalu ia terima dengan raut muka bahagia

Melupakanmu


Melupakanmu,
Satu kata untuk mengartikan  yang sedang ku lakukan saat ini
Satu kata yang memberatkan hidupku
Semua perasaan senang karena melihat perhatianmu
Hilang, lenyap, dan sirna

Aku yang salah menganggap berlebihan atas perilakumu kepadaku
Antara kau dan dia telah menyimpan rasa yang sama
Dan tak mungkin aku berusaha mencegah dan menghilangkannya
Karena dia juga tlah menyimpan rasa sayang di hatiku,
Dia sahabatku

Kau


Wajahmu selalu terbayang bayang di mataku
Kau selalu datang menghiasi mimpiku
Melihat senyummu pancarkan keindahan dalam hidupku
Mendengar suaramu mengalunkan kebahagiaan untukku
Kehadiranmu sangat berarti bagiku
Kau memberikanku segenap kasih tulus dari hatimu
Kau selalu memberikan kata kata mutiara yang indah untukku
Hatiku pun ikut tersenyum karenamu
Kau yang selalu hadir di hadapku
Memberikan cahaya penenang untukku
Dan mengukir kebahagian dihidupku

Rabu, 13 Juni 2012

Tanah Longsor


Ketika bumi berguncang
Tetesan air mata berjatuhan
Terasa ingin kembali ke masa lalu
Ingin mengubah semuanya
Manusia yang sangat serakah
Hanya ingin memperoleh kepuasan
Untuk dirinya sendiri

Kini bencana telah terjadi
Tanah longsor telah menghancurkan
Menghancurkan Tempat mereka
Tanpa ada satu pun yang tersisa
Hanya karena batang pohon
Batang pohon yang ingin Dimiliki manusia
Kini menuai bencana
Bencana yang tak pernah mereka duga

Hutan yang telah diciptakan Tuhan
Sebagai sumber mata air
Sebagai sumber udara bersih
Sebagai sumber kesejukan dunia
Kini telah mereka hancurkan anugerah itu
Kini telah mereka sia-siakan nikmat itu
Kini Tuhan Murka
Tuhan Kini memberikan pembalasanNya
Sebagai pembalasan atas dosa-dosa mereka

Alunanmu, surga duniaku


Duniaku juga duniamu
Alunanmu kebahagianku
Tetesan darah yang keluar dari tubuh
Hanya ingin mengalir dengan tenang

Bunga indah yang ditanam dijiwa mu
Ingin kupetik menjadi taman surga dihatiku
Andai gemuruh angin paru-parumu dapat menembus tubuhku
Ku ingin kau selalu ada di duniaku

Aliran suaramu ada duniaku
Ingin ku tabung di telingaku
Ingin ku simpan
Dan takkan ku buang

Hati membeku jika alunanmu tak kudengar
Air mata tertetes jika mendengar kicauan sedih mu
Bibir memanjang jika mendengar helaian nafas suaramu
Sentuhan nada-nadamu merasuk kedalam jantungku

hari-hari kulalui ditemani dengan lembaian anginmu
lebih terasa indah dihidupku
seakan-akan meyakinkan ku
alunanmu adalah surga diduniaku

Selasa, 12 Juni 2012

Sang Pahlawan


Banjir darah yang pernah terjadi
Hujan peluru yang begitu menyakitkan
Tebaran asap yang sangat menyesakkan
Ledakan-ledakan yang tak terbayangi
Walaupun itu, mereka terus maju tanpa lelah
Rela membela mempertaruhkan nyawa
Dan tak pernah berfikir untuk menyerah
Selalu menyerang, menyerang, dan menyerang
Tak pernah takut sang pencabut nyawa akan datang
Terus bela, bela, dan bela
Untuk mengusir para perusak kedamaian di ibu pertiwi
Sang pahlawan yang tak kenal menyerah
Terus maju tanpa rasa takut
Rela mengorbankan semuanya
Hanya untuk kebahagian Tanah Air tercinta, Indonesia
 

Sample Text

Sample Text